Teheran – Pemerintah Iran menuduh badan intelijen Israel, Mossad, berada di balik operasi rahasia yang dirancang untuk menciptakan kekacauan besar di dalam negeri. Otoritas Iran mengklaim telah menggagalkan rencana perekrutan ratusan tentara bayaran yang bertujuan mengacaukan keamanan nasional pasca-konflik.

Menurut pernyataan dari Kementerian Intelijen Iran, para tentara bayaran tersebut disusupkan ke berbagai wilayah strategis di negara itu dengan tujuan melancarkan aksi kerusuhan massal dan terkoordinasi, termasuk di pusat-pusat vital seperti Teheran dan fasilitas penahanan besar seperti Penjara Evin.

Operasi Terstruktur dan Strategi Destabilisasi

Iran menyebut rencana ini sebagai bagian dari “operasi monarki” yang dimotori oleh Mossad untuk menggulingkan stabilitas pasca-konflik di negara tersebut. Dengan memanfaatkan suasana ketegangan dan trauma setelah serangan militer, para agen bayaran diarahkan untuk memicu protes, sabotase, dan aksi kekerasan berskala besar.

Mereka tidak hanya ditugaskan membuat kekacauan, tapi juga menyusup ke pusat-pusat keramaian dan institusi negara dengan misi membakar sentimen anti-pemerintah. Aksi-aksi ini dinilai sebagai upaya menciptakan citra negatif terhadap rezim Iran di mata dunia internasional.

Serangan ke Penjara Evin dan Tewasnya Puluhan Orang

Salah satu titik serangan yang paling disorot adalah Penjara Evin di utara Teheran. Dalam insiden berdarah tersebut, lebih dari 70 orang dilaporkan tewas, termasuk sipir, narapidana, dan pengunjung. Gedung administrasi penjara juga dilaporkan rusak berat akibat ledakan yang terjadi secara tiba-tiba.

Media lokal menyebut bahwa serangan tersebut berlangsung cepat dan terkoordinasi. Beberapa sumber menyatakan bahwa sejumlah orang bersenjata menyusup dan melepaskan tembakan serta bahan peledak ke arah gedung utama.

Penangkapan 120 Tentara Bayaran dan Respons Iran

Sebagai hasil dari operasi balasan, otoritas Iran berhasil menangkap lebih dari 120 individu yang diduga terlibat langsung dalam rencana tersebut. Penangkapan dilakukan secara serentak di 23 wilayah berbeda. Para tersangka kini dalam proses pemeriksaan intensif oleh lembaga keamanan Iran.

Pemerintah Iran juga menyatakan bahwa mereka tidak akan tinggal diam terhadap segala bentuk agresi intelijen. Mereka menegaskan kesiapan penuh untuk mengambil langkah balasan jika upaya destabilisasi semacam ini terus berlanjut.

Peringatan Terbuka ke Israel dan Komitmen Iran terhadap Keamanan Dalam Negeri

Juru bicara resmi pemerintah menekankan bahwa upaya Israel melalui Mossad merupakan pelanggaran serius terhadap kedaulatan nasional. Iran menyerukan kepada komunitas internasional untuk tidak diam terhadap aksi-aksi provokatif yang berpotensi menciptakan ketidakstabilan regional.

“Kami akan menghadapi segala bentuk infiltrasi dengan tangan besi,” ujar pernyataan resmi tersebut. “Rakyat Iran tidak akan tunduk pada teror politik yang didalangi kekuatan asing.”

Kesimpulan

Ketegangan antara Iran dan Israel kembali meningkat seiring terbongkarnya rencana sabotase besar-besaran ini. Tuduhan terhadap Mossad mencerminkan bagaimana pertarungan geopolitik tidak hanya berlangsung di medan perang, tetapi juga di balik layar lewat operasi intelijen canggih dan aksi bayangan.

Dengan respons cepat dan penangkapan skala besar, Iran mengirim sinyal tegas bahwa mereka tidak akan membiarkan destabilisasi berlangsung tanpa konsekuensi. Peristiwa ini sekali lagi menjadi pengingat betapa rapuhnya stabilitas kawasan jika konflik antar negara terus berlangsung dalam bentuk apa pun.